Wednesday, February 26, 2014

STUDI KASUS : MANAJEMEN BIOFILM PADA LUKA DIABETIC FOOT ULCER




oleh : Inggriane P. Dewi

Abstrak
Tn. Dj 59 tahun, datang dengan  diabetic foot ulcer sejak 1.5 bulan y.l, mengeluh tidak ada perbaikan pada kondisi lukanya setelah dilakukan perawatan selama 6 hari di rumah sakit. Kondisi luka saat pengkajian : warna dasar luka merah pucat 75 %, slough 25 %, biofilm diats permukaan luka, eksudat serous jumlah sedikit, tepi luka jelas menyatu dengan dasar luka, luka stadium III, kulit sekitar luka normal. luka dengan TIME approach. Dilakukan mekanikal debridement dan CSWD pada jaringan nekrotik (slough), mekanikal debridemang dengan pinset dan kassa untuk mengangkat biofilm. Diberikan calsium alginate dan metcovazin untuk menjaga kelembaban dan mencegah infeksi pada luka serta mendukung epitelisasi.

Pendahuluan
Biofilm merupakan kumpulan bakteri yang terus tumbuh di sebuah permukaan bahan padat maupun cair. Pada luka biofilm ini dapat menggangu proses penyembuhan luka dengan menghalangi proses epitelisasi, akibatnya proses penyembuhan luka menjadi lebih lama karena epitel tidak bisa segera menyatu terhalangi oleh biofilm.
Biofilm dapat dibentuk dari satu jenis mikroba saja, namun secara alami hampir semua jenis biofilm terdiri dari campuran berbagai jenis mikroba. Sebagai contoh fungi, alga, yeast (ragi), amuba (bakteri) dan jenis mikroba lainnya. Biofilm terbentuk karena proses oksidasi mikroba untuk menghasilkan energi.
Biofilm akan terbentuk pada permukaan yang lembab, hal ini disebabkan mikroba dapat bertahan hidup jika ia mendapatkan kelembaban yang cukup. Pada prosesnya biofilm mengeksresikan suatu bahan yang licin (berlendir) pada sebuah permukaan, kemudian akan menempel dengan baik di permukaan tersebut jika keadaan minimum bakteri tersebut terpenuhi.
Karakteristik luka dengan biofilm, warna dasar luka yang sedang bergranulasi terlihat merah pucat, bukan merah terang, biofilm mudah diangkat atau dilepaskan dari dasar permukaan luka.



Riwayat Kesehatan
Tn Dj 59 tahun, mengetahui menderita diabetes setelah terjadi luka pada kaki kiri akibat tersandung, luka dirawat di klinik dekat rumah, tapi tidak tahu jenis obat yang diberikan, luka di kaki semakin bengkak, kemudian dirawat di RS, selama 6 hari tapi luka belum ada perbaikan. Riwayat merokok 1 bungkus sehari.tanggal 15 /01/2010 dilakukan cek GDS hasil : 204.

Manajemen Biofilm pada luka diabetic foot ulcer
Biofilm ini harus diangkat jika ditemukan pada permukaan luka. Mekanikal debridement perlu dilakukan untuk mengangkat biofilm.   Debridement dapat dilaksanakan dengan cara, mengangkat biofil menggunakan pinset anatomis dan kassa. Autolitik debridement juga dapat membantu kemampuan macrofag untuk memfagositosis debris dan jaringan nekrotik seperti penggunaan calsium alginate dan metcovazin  untuk menjaga keseimbangan kelembaban luka dan menekan aktifitas mikroba.
Peralatan
Cleansing                    : air rebusan daun jambu, sabun dengan pH yang balance
Debridement               : debridement set terdiri dari pinset dan sharp scissor.
Moisture balance         :  Metcovazin dan calsium alginate (primary dressing)
Secondary dressing     :  soft band, elastomul dan kohessive bandages.

Penatalaksanaan
1.      Balutan dibuka
2.      Luka pada kaki direndam dalam rebusan daun air jambu selama 10 menit
3.      Luka dibersihkan, setiap sela jari kaki, area luka dan sekitar luka.
4.      Area luka dan sekitarnya dikeringkan
5.      Dilakukan pengkajian luka, hasilnya :
luka I : warna dasar luka 50 % merah pucat, licin 50 % slough, granulasi 75 %, epitelisasi 25 %, tepi luka jelas, menyatu dengan warna dasar luka, terdapat biofilm pada permukaan luka,  Ukuran luka 12 cm x 7 cm x 0.5 cm, eksudat sedang. Luka II  luka grade IV, tulang, terdapat undermining. Warna dasar luka merah pucat.
6. Dilakukan CSWD pada jaringan nekrotik (slough). Biofilm diangkat dengan mekanikal debridement, menggunakan pinset dan kassa.
7.      Setelah selesai debridemang, luka I di tutup dengan Calsium Alginate, tepi luka dan kulit sekitar luka diolesi Metcovazin salf. Luka II diberikan kelembaban dengan hidrogel pasta.
8.      Pada secondary dressing, luka dibalut padding dan antimikrobial gauze.

Foto
Biofilm pada luka, permukaan luka tampak licin, warna luka merah pucat. Biofilm belum diangkat.

 Biofilm diangkat dengan mekanikal debridement.





 Kondisi luka setelah biofilm diangkat, warna dasar luka tampak merah terang.



 




Kesimpulan :
Manajemen biofilm pada luka diabetic foot ulcer dapat dilakukan dengan cara mekanikal debridement. Mengangkat biofilm dapat memudahkan tumbuhnya epitel dipermukaan luka sehingga proses penyembuhan luka tidak terhambat.

Referensi :
1.      Carville,K. Wound care manual.5th.Australia: Silver Chain Foundation; 2007.p 93-82
2.  Gitarja,WS.Perawatan luka diabetes.Seri perawatan terpadu.Bogor : Wocare Publishing.2008.p69-1
3.      Lappin-Scott, Hilary.Microbial Biofilms. Cambridge: Cambridge University Press;2003. available from : http://www.cambrige

Friday, February 14, 2014

MANAJEMEN STRATEGIS

author : Inggriane  P. Dewi


DEFINISI

Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

TAHAP-TAHAP MANAJEMEN STRATEGIS
 Proses manajeen strategi terdiri atas tiga tahap :
a.      Perumusan Strategi
Mencakup penentuan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, perlukan ekspansi atau diversifikasi operasi dilakukan, perlukan perusahaan terjun ke pasar internasional, perlukan merger atau penggabungan usaha dibuat dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang merugikan.
Perumusan strategi terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1)     Pengembangan Visi Misi
Pernyataan visi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
Pernyataan misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.
2)     Identifikasi peluang dan ancaman eksternal
Peluang dan ancaman eksternal menunjuk pada berbagai tren dan kejadian ekonomi, social, budaya demografis, lingkungan hidup, politik, hokum, pemerintahan, teknologi dan kompetitif yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan suatu organisasi di masa yang akan datang. Sebagian besar peluang dan ancaman berada di luar kendali suatu organisasi.
Salah satu aspek utama dari manajeman strategis adalah bahwa perusahaan perlu merumuskan berbagai strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari atau meminimalkan dampak ancaman eksternal. Karena alasan ini, identifikasi, pengawasan dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal sangat penting bagi keberhasilan. Proses riset dan pengumpulan serta asimilasi informasi eksternal ini kadang diistilahkan sebagai pemindaian lingkungan. Melobi adalah sebuah aktivitas yang dipakai untuk memengaruhi peluang dan ancaman eksternal tersebut.
3)     Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal
Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan aktivitas system informasi manajemen suatu bisnis. Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam wilayah fungsional merupakan sebuah aktivitas manajemen strategi yang esensial. Organisasi berjuang untuk menjalankan strategi yang mampu menggandakan kekeuatan internal sekaligus meniadakan kelemahan internal.
4)     Penetapan tujuan jangka panjang dan tujuan tahunan
Tujuan jangka panjang adalah hasil-hasil spesifik yang ingin diraih oleh suatu organisasi terkait dengan misi dasarnya dalam waktu lebih dari satu tahun. Tujuan sangat penting bagi keberhasilan organisasi sebab ia menyatakan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan sinergi, menjelaskan prioritas, memfokuskan koordinasi dan menyediakan landasan bagi aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian serta pengontrolan. Tujuan sebaiknya menantang, terukur, konsisten, masuk akal serta jelas. Tujuan harus ditetapkan untuk keseluruhan perusahaan dan tiap-tiap divisi.
Tujuan tahunan adalah tonggak jangka pendek yang mesti dicapai organisasi untuk meraih tujuan jangka panjangnya. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan tahunan mesti terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten dan terproiritas.
5)     Pencarian strategi-strategi alternative dan Pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan
Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjangyang hendak dicapai. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Selain itu strategi memengaruhi perkembangan jangka panjang untuk lima tahun ke depan dan karenanya berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta perlu mempertimbangakan, baik factor eksternal maupun internal.
6)     Kebijakan
Adalah sarana yang dengannya tujuan tahunan akan dicapai. Kebijakan meliputi pedoman, aturan dan prosedur yang ditetapkan untuk mendukung upaya pencapaian tujuan tersurat. Kebijakan adalah panduan untuk mengambil keputusan dan menangani situasi-situasi yang repetitive atau berulang-ulang. Kebijakan dapat ditetapkan di tingkat  korporat dan berlaku untuk keseluruhan organisasi, ditingkat divisional dan berlaku untuk satu divisi tersebut, atau di tingkat fungsional dan berlaku untuk aktivitas atau departemen operasional tertentu. Seperti halnya tujuan tahunan, kebijakan sangat penting bagi penerapan atau implementasi strategi sebab mereka menjabarkan pengharapan organisasi pada karyawan dan manajernya. Kebijakan memungkinkan konsistensi dan koordinasi di dalam dan antar departemen organisasional.
b.      Penerapan Strategi
Mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang suportif pada strategi, penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan system informasi dan pengintaian kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.
Penerapan strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari manajemen strategis. Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Sering kali dianggap tahap yang paling sulit dalam manajemen strategi, penerapan strategi karena membutuhkan disiplin, komitmen dan pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan. Sehingga keterampilan interpersonal sangat penting bagi penerapan strategi yang berhasil.
c.       Penilaian Strategi
Adalah tahap akhir dari manajeman strategi. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik. Penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi di masa yang akan datang karena berbagai factor eksternal dan internal terus menerus berubah. Tiga aktifitas penilaian strategi yang mendasar adalah :
1)     Peninjauan ulang factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan pada strategi saat ini
2)     Pengukuran kinerja
3)     Pengambilan langkah korektif
Penilaian strategi diperlukan karena apa yang berhasil saat ini tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan baru dan berbeda, organisasi yang mudah berpuas diri akan mengalami kegagalan.

BUDGETING
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :
1. Aktivitas penggunaan dana yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva
2. Aktivitas perolehan dana yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan
3. Aktivitas pengelolaan aktiva yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva harus dikelola seefisien.

sumber :
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2003). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan :Teori dan aplikasi (Widyawati, Trans. 4 th ed.). Jakarta: EGC.
Resnick, B., & Mitty, E. (2009). Assisted living nursing: A manual for management and practice. New York: Springer Publishing Company.
Swansburg, & Swansburg. (1999). Indroductory management and leadership for nurses (2nd ed.). Toronto: Jones and Bartlet.