Wednesday, December 17, 2014

ETIKA KEPERAWATAN

Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam hubungan dengan orang lain.
Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.

TIPE-TIPE ETIK
a. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology.
Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan
b. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
c. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

TEORI ETIK
a. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekwensi atau akibat tindakan Contoh : Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
b. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.

PRINSIP-PRINSIP ETIK
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.


KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawtan Indonesia :
a. Perawat dan Klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
b. Perawat dan praktek
1) Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar terus-menerus
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
c. Perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
d. Perawat dan teman sejawat
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
e. Perawat dan Profesi
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

Pengertian Sanitasi Lingkungan

Batasan pengertian sanitasi menurut WHO adalah pengawasan penyediaan air minum mas
yarakat, pembuangan tinja dan air limbah, pembuangan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan, penyediaan dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan lingkungan kerja.
Sedangkan menurut pengertian umum, sanitasi adalah   pencegahan    penyakit   dengan     mengurangi    atau mengendalikan faktor – faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai penularan  penyakit. Pengertian lain dari sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit.
Menurut Entjang (2000) bahwa sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Pada prinsipnya usaha sanitasi bertujuan untuk menghilangkan sumber – sumber makanan (Food Presences), tempat perkembangbiakan (Breeding Places) yang sangat dibutuhkan vector dan binatang pengganggu. Sanitasi lingkunganmerupakan upaya pengendalian terhadap factor – factor lingkungan fisik manusia yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan atau upaya kesehatan untuk memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk mencuci tangan dalam memelihara dan melindungi kebersihan tangan, menyediakan tempat sampah untuk membuang sampah dalam memelihara kebersihan lingkungan, membangun jamban untuk tempat membuang kotoran dalam memelihara kebersihan lingkungan dan menyediakan air minum yang memenuhi syarat kesehatan dalam upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata atau abstrak, termasuk manusialainnya serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen – elemen yang ada di alam (Soemirat, 2004).
Pentingnya lingkungan yang sehat ini telah dibuktikan WHO dengan penyelidikan – penyelidikan di seluruh dunia dimana didapatkan hasil bahwa angka kematian (Mortality), angka kesakitan (Morbidity) yang tinggi serta seringnya terjadi epidemi, terdapat di tempat yang sanitasi lingkungannya yang buruk, yaitu tempat dimana terdapat banyak lalat, nyamuk, pembuangan kotoran dan sampah yang tidak teratur, air rumah tangga dan perumahan yang buruk serta keadaan sosial ekonomi rendah. Sebaliknya di tempat – tempat yang kondisi sanitasi lingkungannya baik, angka kematian dan kesakitan juga rendah (Entjang, 2000).
Untuk memahami sanitasi industri dan pengelolaan limbah, maka akan lebih baik bila pemahaman mengenai dinamika kesehatan lingkungan ditekankan, sebab dalam teori simpul pengetahuan akan tahap – tahap pencemaran lingkungan, media pencemar serta bio-indikator maupun dampak kesehatan akan terjadi. Pengelolaan limbah industri atau bukan industri umumnya harus dilakukan, sebab bagaimanapun juga bila hal ini tidak dilakukan, maka pencemaran lingkungan akan terjadi yang pada gilirannya akan mengenai manusia, dan pada akhirnya dampak kesehatan akan terjadi (Sutomo. A.H. 2006)

Model Kemitraan Keperawatan Komunitas Dalam Pengembangan Kesehatan Masyarakat

oleh : Bondan

LATAR BELAKANG
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat –termasuk perawat spesialis komunitas— perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.

Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jejaring kemitraan di masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt, 2001). Pada bagian lain Ervin (2002) menegaskan bahwa perawat spesialis komunitas memiliki tugas yang sangat penting untuk membangun dan membina kemitraan dengan anggota masyarakat. Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan merupakan tujuan utama dalam konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang perlu dioptimalkan (community-as-resource), dimana perawat spesialis komunitas harus memiliki ketrampilan memahami dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam menciptakan perubahan di masyarakat.

Terdapat lima model kemitraan yang menurut anggapan penulis cenderung dapat dipahami sebagai sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita dalam membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan tersebut antara lain: kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005), pluralisme baru (new-pluralism), radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism), kewirausahaan (entrepreneurialism) dan membangun gerakan (movement-building) (Batsler dan Randall, 1992). Berkaitan dengan praktik keperawatan komunitas di atas, maka model kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah model kewirausahaan (entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) –kemudian diterjemahkan sebagai upaya advokasi masyarakat—dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip kewirausahaan.

Menurut penulis model kewirausahaan memiliki pengaruh yang strategis pada pengembangan model praktik keperawatan komunitas dan model kemitraan dalam pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Praktik keperawatan mandiri atau kelompok hubungannya dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama berkaitan dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan bidang kesehatan. Oleh karenanya praktik keperawatan sebagai institusi sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan masyarakat (William, 2004; Korsching & Allen, 2004), dan perkembangan kemasyarakatan tentunya juga akan mempengaruhi bentuk dan konteks kemitraan yang berpeluang dikembangkan (Robinson, 2005) sesuai dengan slogan National Council for Voluntary Organizations (NCVO) yang berbunyi : “New Times, New Challenges” (Batsler dan Randall, 1992).

Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke pelayanan keperawatan di rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan pembiayaan kesehatan yang cukup besar dibanding sebelumnya (Depkes RI, 2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam, 2000). Sedangkan secara filosofis, saat ini telah terjadi perubahan “paradigma sakit” yang menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah “paradigma sehat” yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). Sehingga situasi tersebut dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan praktik keperawatan komunitas beserta pendekatan kemitraan yang sesuai di Indonesia.

Tulisan ini mencoba untuk: (1) mengidentifikasi model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat; (2) menganalisis kemanfaatan model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat; dan (3) mengidentifikasi implikasi model pada pengembangan kebijakan keperawatan komunitas dan promosi kesehatan.

2. Pengembangan Kesehatan Masyarakat

Nies dan Mc. Ewan (2001) mendeskripsikan pengembangan kesehatan masyarakat (community health development) sebagai pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat yang mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses kesehatan masyarakat dan pembangunan masyarakat. Dalam pengembangan kesehatan masyarakat, perawat spesialis komunitas mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan kemudian mengembangkan, mendekatkan, dan mengevaluasi tujuan-tujuan pembangunan kesehatan melalui kemitraan dengan profesi terkait lainnya (Nies & Mc.Ewan, 2001; CHNAC, 2003; Diem & Moyer, 2004; Falk-Rafael, et al.,1999).

Bidang tugas perawat spesialis komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development).

Tujuan dari penggunaan model pengembangan masyarakat adalah (1) agar individu dan kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta aktif dalam setiap tahapan proses keperawatan, dan (2) perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan kemandirian masyarakat yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatannya di masa mendatang (Nies & McEwan, 2001; Green & Kreuter, 1991). Menurut Mapanga dan Mapanga (2004) tujuan dari proses keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian fungsional klien / komunitas melalui pengembangan kognisi dan kemampuan merawat dirinya sendiri. Pengembangan kognisi dan kemampuan masyarakat difokuskan pada dayaguna aktifitas kehidupan, pencapaian tujuan, perawatan mandiri, dan adaptasi masyarakat terhadap permasalahan kesehatan sehingga akan berdampak pada peningkatan partisipasi aktif masyarakat (Lihat Gambar 1).

Gambar 1. Partisipasi klien sebagai Luaran Kesehatan pada Praktik Keperawatan Komunitas

Sumber : Kudakwashe G. Mapanga dan Margo B. Mapanga (2004) halaman 275

Perawat spesialis komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi implementasi upaya kesehatan masyarakat. Anderson dan McFarlane (2000) dalam hal ini mengembangkan model keperawatan komunitas yang memandang masyarakat sebagai mitra (community as partner model). Fokus dalam model tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama keperawatan komunitas, yaitu (1) lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan kesehatan, dan (2) proses keperawatan.

Asumsi dasar mekanisme kolaborasi perawat spesialis komunitas dengan masyarakat tersebut adalah hubungan kemitraan yang dibangun memiliki dua manfaat sekaligus yaitu meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dan keberhasilan program kesehatan masyarakat (Kreuter, Lezin, & Young, 2000). Mengikutsertakan masyarakat dan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan kesehatan dapat meningkatkan dukungan dan penerimaan terhadap kolaborasi profesi kesehatan dengan masyarakat (Schlaff, 1991; Sienkiewicz, 2004). Dukungan dan penerimaan tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatnya sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan, meningkatnya kredibilitas program kesehatan, serta keberlanjutan koalisi perawat spesialis komunitas-masyarakat (Bracht, 1990).


3. Model Kemitraan Keperawatan Komunitas dalam Pengembangan Kesehatan Masyarakat

Menurut Hitchcock, Scubert, dan Thomas (1999) fokus kegiatan promosi kesehatan adalah konsep pemberdayaan (empowerment) dan kemitraan (partnership). Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru. Sedangkan kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Mapanga & Mapanga, 2004)

Pemberdayaan, kemitraan dan partisipasi memiliki inter-relasi yang kuat dan mendasar. Perawat spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan dengan masyarakat maka ia juga harus memberikan dorongan kepada masyarakat. Kemitraan yang dijalin memiliki prinsip “bekerja bersama” dengan masyarakat bukan “bekerja untuk” masyarakat, oleh karena itu perawat spesialis komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat (Yoo et. al, 2004). Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Nies & McEwan, 2001), namun perawat spesialis komunitas perlu membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak yang terkait (Robinson, 2005), misalnya: profesi kesehatan lainnya, penyelenggara pemeliharaan kesehatan, Puskesmas, donatur / sponsor, sektor terkait, organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat.

Berdasarkan hubungan elemen-elemen di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan sebuah model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat yang dijiwai oleh ideologi entrepreneurialisme (Gambar 2).

Gambar 2. Model Kemitraan Keperawatan Komunitas dalam Pengembangan Kesehatan Masyarakat

Model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat merupakan suatu paradigma yang memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep penting, tujuan dan proses dalam tindakan pengorganisasian masyarakat yang difokuskan pada upaya peningkatan kesehatan (Hickman, 1995 dalam Nies & McEwan, 2001). Konsep utama dalam model tersebut adalah kemitraan, kesehatan masyarakat, nilai dan kepercayaan yang dianut, pengetahuan, partisipasi, kapasitas dan kepemimpinan yang didasarkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip kewirausahaan dan advokasi masyarakat.

4. Ideologi Entrepreneurialisme dalam Kemitraan Keperawatan Komunitas

Profesi perawat memiliki implikasi pada pengembangan praktik keperawatan yang profesional, etis dan legal (PPNI, 2004) sehingga profesi perawat berhak menyelenggarakan praktik secara mandiri atau berkelompok. Berdasarkan tugas dan fungsi perawat spesialis komunitas tersebut, penulis berpandangan bahwa perawat spesialis komunitas dalam membina kemitraan di masyarakat perlu memiliki ideologi kewirausahaan (entrepreunership) sebab segala tindakan dan kebijakan yang diambil selalu berkaitan dinamika perubahan kehidupan masyarakat, baik kehidupan sosial, ekonomi, dan politik (William, 2004; Korsching & Allen, 2004).

Menurut Batsleer dan Randall (1992) ideologi entrepreneurialisme memiliki dua karakter, yaitu: prinsip otonomi (autonomy) dan penentuan nasib sendiri (self determination). Dalam prinsip otonomi, perawat spesialis komunitas berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak dan keadilan masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perawat spesialis komunitas memainkan perannya sebagai advokator (pembela) dan mitra (partner) bagi kliennya (masyarakat) (Stanhope & Lancaster, 1997). Sedangkan dalam prinsip penentuan nasib sendiri, perawat sebagai profesi berhak untuk melaksanakan praktik legal yang dapat diselenggarakan secara mandiri maupun berkelompok sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1239 tahun 2001. Praktik keperawatan komunitas sebagai institusi perlu dijalankan secara profesional agar dapat bertahan menghadapi perkembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang dinamis.

4.1. Advokasi

Walaupun istilah advokasi mempunyai banyak definisi, dua definisi di bawah ini mengandung konsep-konsep utama advokasi hak asasi manusia (hak masyarakat) yang esensial. Pengertian pertama advokasi sebagai segala aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran publik di antara para pengambil-keputusan dan khalayak umum atas sebuah masalah atau kelompok masalah, dalam rangka menghasilkan berbagai perubahan kebijakan dan perbaikan situasi (Black, 2002, hal.11). Pengertian kedua, advokasi keadilan sosial, yaitu upaya pencapaian hasil-hasil yang berpengaruh – meliputi kebijakan-publik dan keputusan-keputusan alokasi sumber daya dalam sistem dan institusi politik, ekonomi, dan sosial – yang mempengaruhi kehidupan banyak orang secara langsung (Cohen et al., 2001, hal. 8).

4.2. Kewirausahaan

Definisi kewirausahaan adalah individu (kelompok) yang dapat mengidentifikasi kesempatan berdasarkan kemampuan, keinginan, dan kepercayaan yang dimilikinya serta membuat pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan upaya menyelaraskan sumber daya dalam pencapain keuntungan personal (Otuteye & Sharma, 2004). Perawat spesialis komunitas dapat dianggap sebagai institusi penyedia layanan keperawatan. Sehingga untuk menggambarkan faktor-faktor institusi yang dapat mempengaruhi etos kewirausahaan perawat spesialis komunitas, Penulis menggunakan kerangka kerja Douglass C. North dalam Mary Jesselyn Co (2004). Kerangka kerja tersebut menganalisis bagaimana institusi dan perubahan institusi berdampak pada penampilan ekonominya.


Gambar 3. Beberapa faktor yang mempengaruhi etos kewirausahaan

Sumber : Mary Jesselyn Co (2004) halaman 188.

Kemitraan antara perawat spesialis komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat. Pihak-pihak terkait yang dapat dibina hubungannya dengan perawat spesialis komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat, adalah :
1.    Profesi kesehatan lainnya, misalnya dokter, ahli gizi, sanitarian, bidan/bidan di desa, atau fisioterapist.
2.    Puskesmas
3.    Organisasi Penyelenggara Pemeliharaan Kesehatan (PPK) atau Health Maintenance Organization (HMO). Organisasi PPK memberikan jaminan pelayanan keperawatan dan pelayanan profesi kesehatan lainnya dengan prinsip managed care. Managed care yaitu suatu integrasi antara pembiayaan dan penyediaan pelayanan kesehatan yang tepat guna untuk menjamin anggota masyarakat (Thabrany, 2000a). Pembiayaan managed care menggunakan sistem kapitasi (Thabrany, 2000b).
4.    Donatur / sponsor, merupakan badan atau lembaga yang dapat memberikan bantuan finansial baik secara sukarela atau mengikat untuk program pengembangan kesehatan masyarakat.
5.    Lintas sektor terkait, merupakan institusi formal (birokrasi) yang terkait dengan upaya pengembangan kesehatan masyarakat dari tingkat teknis lapangan sampai ke tingkat kabupaten/kota. Misalnya: Pemerintah Daerah, Bappeda, Dinas Pertanian / Peternakan, BKKBN, PDAM, Dinas Pekerjaan Umum, dan lain-lain.
6.    Organisasi masyarakat formal dan informal, misalnya: Organisasi Muhammadiyah/Aisyah, Nahdlatul Ulama/Fatayat NU, Lembaga Swadaya Masyarakat, TP-PKK, kelompok pengajian, kelompok arisan, dasa wisma, dan lain-lain.
7.    Tokoh masyarakat atau tokoh agama yang memiliki pengaruh kuat di tengah masyarakat (key persons).

Kesehatan masyarakat digambarkan sebagai bangun segitiga beserta unsur partisipasi, kapasitas, dan kepemimpinan (Nies & Mc. Ewan, 2001). Partisipasi berkaitan dengan peran serta aktif seluruh komponen masyarakat, yaitu individu, keluarga, kelompok risiko tinggi, dan sektor terkait lainnya, dalam upaya perencanaan dan peningkatan derajat kesehatan secara komprehensif. Kapasitas memiliki makna tingkat pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan anggota masyarakat secara keseluruhan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Sedangkan kepemimpinan mengindikasikan kemampuan mempengaruhi anggota masyarakat dalam meningkatkan fungsionalnya pada pengembangan kesehatan masyarakat. Masyarakat memerlukan pemimpin yang dapat mengorganisasikan, bertanggungjawab, dan memobilisasi anggota masyarakat lain untuk lebih berperan aktif dalam pengembangan kesehatannya.
Garis panah penghubung masing-masing unsur dalam bangun segitiga menggambarkan tingkat pengetahuan, kepercayaan dan nilai-nilai panutan masyarakat yang berpengaruh terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Fokus utama model adalah masyarakat atau komunitas secara keseluruhan. Tiga tanda panah yang mengarah pada “Kesehatan Masyarakat” memberikan makna adanya interaksi berbagai unsur dalam model untuk mencapai tujuan bersama yaitu masyarakat yang sehat. Menurut Nies dan Mc. Ewan (2001), terminologi “kesehatan masyarakat” dalam pembangunan kesehatan masyarakat memiliki dua pengertian. Pertama, digunakan untuk menggambarkan pencapaian kualitas kesehatan yang diinginkan atau dampak dari upaya pengembangan kesehatan masyarakat (outcome indicators). Dan kedua, sebagai perangkat utama untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan masyarakat (input indicators dan process indicators).

5. Analisis Kemanfaatan Model Kemitraan Keperawatan Komunitas

Berdasarkan penjelasan model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan komunitas, maka perlu dianalisis dari beberapa aspek, yaitu :

5.1. Keperawatan Spesialis Komunitas
1.    Dapat dikembangkannya model praktik keperawatan komunitas yang terintegrasi antara praktik keperawatan dengan basis riset ilmiah.
2.    Mengenalkan model praktik keperawatan komunitas.
3.    Meningkatkan proses berpikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat
4.    Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sektor terkait
5.    Meningkatkan legalitas praktik keperawatan spesialis komunitas
6.    Mendorong praktik keperawatan komunitas yang profesional
5.2. Sistem Pendidikan Keperawatan Komunitas
1.    Memperbaiki sistem pendidikan keperawatan spesialis komunitas yang profesional dan aplikatif
2.    Meningkatkan kepercayaan diri perawat pada umumnya dan perawat spesialis komunitas pada khususnya
3.    Menunjukkan peran baru perawat spesialis komunitas
4.    Sejak awal mahasiswa keperawatan komunitas dikenalkan dengan kegiatan intervensi keperawatan pada pengembangan kesehatan masyarakat, yaitu: kolaborasi, kemitraan dan mengembangkan jaringan kerja.
5.    Meningkatkan kesiapan mahasiswa pendidikan keperawatan spesialis komunitas dalam praktik keperawatan komunitas
6.    Merumuskan bentuk pembelajaran keperawatan komunitas yang inovatif
5.3. Regulasi
1.    Mendorong para pengambil kebijakan dan elemen-elemen yang terkait lainnya untuk memberikan perhatian dan dukungan pada model praktik keperawatan komunitas.
2.    Mendorong pemerintah mengeluarkan regulasi yang dapat memberikan jaminan pada penyelenggaraan praktik keperawatan komunitas yang profesional
3.    Mendorong terbentuknya sistem monitoring dan evaluasi yang efisien dan efektif
5.4. Sistem Pelayanan Kesehatan
1.    Memperkenalkan dan meningkatkan sistem praktik keperawatan komunitas sebagai Sub Sistem Kesehatan Nasional
2.    Meningkatkan jaringan kerja pelayanan kesehatan yang berbasis rumah sakit dan masyarakat
3.    Meningkatkan jaringan kerja pelayanan keperawatan komunitas dengan elemen-elemen dalam masyarakat
4.    Mengarahkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada paradigma sehat atau mengutamakan upaya preventif dan promotif
5.    Mempercepat pencapaian Indonesia Sehat 2010 melalui Kabupaten/Kota Sehat, Kecamatan Sehat, dan Desa Sehat.
6.    Menurunkan angka pelayanan di rumah sakit
7.    Membentuk model praktik keperawatan komunitas bagi daerah-daerah lain di Indonesia
8.    Meningkatkan sistem informasi kesehatan masyarakat berbasis pelayanan keperawatan
9.    Meningkatkan jaringan kerja dengan spesialisasi keperawatan lainnya
5.5. Masyarakat
1.    Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
2.    Meningkatkan pelayanan pasca kesakitan (pasca hospitalisasi) pada masyarakat.
3.    Meningkatkan peran serta aktif individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dalam pengembangan kesehatan masyarakat.
4.    Meningkatkan kapasitas, partisipasi, dan kepemimpinan anggota masyarakat dalam pengembangan kesehatan masyarakat.
5.    Meningkatkan kolaborasi, kemitraan, dan jaringan kerja antar elemen masyarakat dalam pengembangan kesehatan masyarakat.
6.    Meningkatkan pengetahuan, kepercayaan dan nilai-nilai masyarakat dalam hidup berperilaku sehat.
7.    Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat terutama upaya kesehatan mandiri yang bersifat preventif dan promotif.
8.    Menurunkan insidensi penyakit menular berbasis masyarakat dan lingkungan.

6. Implikasi Model pada Pengembangan Kebijakan Keperawatan Komunitas dan Promosi Kesehatan

6.1. Implikasi model pada pengembangan kebijakan keperawatan komunitas

Berdasarkan kompleksitas bidang tugas keperawatan komunitas terutama dalam membangun kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja dengan elemen masyarakat lainnya, maka perlu :
1.    Didorong penyusunan Undang-undang tentang Profesi Perawat
2.    Disusun Kode Etik dan Standar Kompetensi Perawat Spesialis Komunitas Indonesia
3.    Disusun Standar Pelayanan Praktik Keperawatan Komunitas
4.    Disusun Sistem Keperawatan Komunitas termasuk sistem pendidikan berkelanjutan
5.    Dibentuk kolegia perawat spesialis komunitas untuk meningkatkan standar mutu pelayanan
6.    Dibentuk suasana praktik keperawatan komunitas yang berbasis pada penelitian ilmiah
7.    Menyusun integrasi antara sistem pendidikan perawat spesialis komunitas dengan praktik perawat spesialis komunitas.
6.2. Implikasi model pada promosi kesehatan
1.    Meningkatkan peran dan fungsi perawat spesialis komunitas sebagai koordinator, kolaborator, penghubung, advokat, penemu kasus, pemimpin, pemberi pelayanan keperawatan, role model, pengelola kasus, referal resource, peneliti, community care agent dan change agent.
2.    Memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan/ kesehatan Individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang keperawatan/ kesehatan
3.    Meningkatnya kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja perawat spesialis komunitas dengan masyarakat maupun elemen masyarakat terkait lainnya.
4.    Meningkatnya upaya preventif dan promotif dibanding upaya kuratif dan rehabilitatif.
5.    Meningkatnya tiga upaya preventif (tindakan pencegahan)
7. Penutup

Fokus praktik keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat. Pengorganisasikan komponen masyarakat yang dilakukan oleh perawat spesialis komunitas dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat (community development). Intervensi keperawatan komunitas yang paling penting adalah membangun kolaborasi dan kemitraan bersama anggota masyarakat dan komponen masyarakat lainnya, karena dengan terbentuknya kemitraan yang saling menguntungkan dapat mempercepat terciptanya masyarakat yang sehat.

“Model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat” merupakan paradigma perawat spesialis komunitas yang relevan dengan situasi dan kondisi profesi perawat di Indonesia. Model ini memiliki ideologi kewirausahaan yang memiliki dua prinsip penting, yaitu kewirausahaan dan advokasi pada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan.

Dalam tulisan ini telah disajikan analisis mengenai kemanfaatan model kemitraan keperawatan komunitas terhadap: keperawatan spesialis komunitas, sistem pendidikan keperawatan komunitas, regulasi, sistem pelayanan kesehatan, dan masyarakat serta implikasi model terhadap pengembangan kebijakan keperawatan komunitas dan promosi kesehatan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA:
1.    Anderson, E.T. & J. McFarlane, 2000. Community as Partner Theory and Practice in Nursing 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
2.    Black, M. 2002. A Handbook on Advocacy – Child Domestic Workers: Finding a Voice. Anti-Slavery International. Sussex, UK: The Printed Word.
3.    Bracht, N. (Ed.). 1990. Health promotion at the community level. Newbury Park, CA: Sage.
4.    Co, M.J. 2004. The Formal Institutional Framework of Entrepreneurship in the Philippines: Lessons for Developing Countries. The Journal of Entrepreneurship, 13 (2): 185-203.
5.    Cohen, E. 1996 Nurse Case Management in the 21st Century. St. Louis: Mosby-Year Book. Inc.
6.    Cohen, D., de la Vega, R., & Watson, G. 2001. Advocacy for Social Justice: A Global Action and Reflection Guide. Bloomfield, CT: Kumarian Press.
7.    Community Health Nurses Association of Canada. 2003. Canadian community health nursing standards of practice. Ottawa: Author.
8.    Depkes RI. 2004a. Kajian Sistem Pembiayaan, Pendataan dan Kontribusi APBD untuk Kesinambungan Pelayanan Keluarga Miskin (Exit Strategy). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
9.    Depkes RI. 2004b. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
10.    Depkes RI. 2005. Kemitraan. Pusat Promosi Kesehatan http://www. promokes.go.id, diunduh pada tanggal 25 September 2005.

    

DOKUMENTASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional dari pelayanan  kesehatan yang tersedia selama 24 jam secara berkelanjutan selama masa perawatan pasien. Dengan demikian, pelayanan keperawatan  dan kebidanan memegang peranan penting dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit dan puskesmas.
Dokumentasi keperawatan dan kebidanan tidak hanya merupakan dokumen sah tapi juga instrumen untuk melindungi para pasien, perawat dan bidan secara sah; oleh karena itu, perawat  diharapkan  dapat bekerja  sesuai dengan standar profesional.

PENGERTIAN
   
    Tungpalan  (1983)  mengatakan bahwa “Dokumen  adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan  bukti  dalam persoalan hukum“.  Sedangkan pendokumentasian   adalah pekerjaan mencatat  atau merekam  peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting .
    Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan  dan  kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harus dikerjakan  oleh perawat dan bidan  setelah memberi asuhan kepada pasen. Dokumentasi  merupakan suatu informasi  lengkap  meliputi  status kesehatan pasen, kebutuhan  pasen, kegiatan  asuhan keperawatan serta respons pasen  terhadap asuhan yang diterimanya.  Dengan demikian dokumentasi keperawatan/ kebidanan mempunyai porsi yang besar  dari catatan klinis pasen  yang menginformasikan  faktor tertentu atau  situasi yang terjadi  selama asuhan dilaksanakan. Disamping  itu catatan juga dapat sebagai wahana  komunikasi dan koordinasi  antar profesi (Interdisipliner) yang dapat dipergunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggungjawabkan.  
    Dokumentasi asuhan  keperawatan merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan /kebidanan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan demikian pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan standar  dengan baik merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap  tenaga keperawatan agar mampu  membuat dokumentasi keperawatan  secara baik dan benar

PENDOKUMENTASIAN

    Catatan  pasen merupakan suatu dokumen  yang legal, dari  status  sehat sakit pasen pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan, yang menggambarkan   asuhan keperawatan/ kebidanan yang diberikan. Umumnya catatan pasien  berisi imformasi  yang mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan dan medik, respons pasen terhadap asuhan kerawatan/kebidanan yang diberikan  dan respons terhadap pengobatan serta berisi   beberapa  rencana untuk intervensi lebih lanjutan. Keberadaan dokumentasi baik  berbentuk  catatan  maupun laporan akan sangat membantu komunikasi  antara sesama perawat/ bidan maupun disiplin ilmu lain  dalam rencana pengobatan.

Katagori informasi yang biasanya masuk dalam status (chart) pasien adalah :
·    Data demografik
·    Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
·    Formulir persetujuan
·    Diagnosa
·    Pengobatan
·    Catatan perkembangan /kemajuan
·    Catatan secara berkesinambungan  (flow sheet)
·    Catatan perawat
·    Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan  akan sangat membantu  dalam berkomunikasi  baik antara sesama perawat/bidan maupun lembaran tindakan (treatment)  
·    Catatan laboratorium
·    Laporan rontgen ( X – ray )
·    Ringkasan pasen pulang

Tuesday, December 16, 2014

TEKNIK MENGHENTIKAN PERDARAHAN


A.    Pengertian
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah. Jumlahnya dapat bermacam-macam
Kehilangan darah bisa disebabkan perdarahan internal dan eksternal. Perdarahan internal lebih sulit diidentifikasi. Jika pembuluh darah terluka maka akan segera terjadi kontriksi dinding pembuluh darah sehingga hilangnya darah dapat berkurang. Platelet mulai menempel pada tepi yang kasar sampai terbentuk sumbatan. Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 1-2 menit. Dalam waktu 3-6 menit, bekuan sudah mengisi pembuluh darah dan menghambat aliran darah.
B.    Tipe Perdarahan
Ada tiga  tipe perdarahan, yaitu :
1.    Arterial
Pada perdarahan arterial ini darah tampak keluar menyemprot / memancar, dan berwarna merah segar
2.    Pembuluh darah balik (venous). Pada perdarahan “venous”, darah keluar mengalir dan berwarna kehitaman / agak gelap.
3.    Kapiler
Sedangkan perdarahan kapiler, darah keluar merembes (perdarahan sedikit) dan berwarna merah segar.
C.    Tindakan Mengatasi Perdarahan
Secara umum tindakan untuk mengatasi perdarahan adalah dengan :
1.    Lakukan penekanan langsung diatas perdarahan/luka
2.     lakukan penekanan diatas tempat tertentu, kalau tindakan yang pertama tidak berhasil.
3.    pasang tourniquet hanya pada lokasi tertentu (perdarahan arteri yang tidak teratasi dan massif)
a.    gunakan manset atau balutan segitiga yang besar yang dililitkan 6-8 kali
b.    jangan melepas tourniquet
c. buat satu tanda pada pasien yang menjelaskan lokasi tourniquet dan lamanya pemasangan
, mulai dengan sedikit sampai yang dapat menyebabkan kematian. Hanya henti nafas (respiratory arrest)
mempunyai prioritas penanggulangan lebih dulu dari pada perdarahan yang masif. Luka robekan pada pembuluh darah besar di leher, tangan dan paha dapat menyebabkan kematian dalam satu
 (1) sampai (3)tiga menit. Sedangkan perdarahan dari aorta atau vena cava dapat menyebabkan kematian dalam tiga puluh (30) detik.

Asma pada Anak

Asma ialah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran napas sangat mudah bereaksi terhadap barbagai ransangan atau pencetus dengan manifestasi berupa serangan asma. Kelainan yang didapatkan adalah:
1.    Otot bronkus akan mengkerut ( terjadi penyempitan)
2.    Selaput lendir bronkus udema
3.    Produksi lendir makin banyak, lengket dan kental, sehingga ketiga hal tersebut menyebabkan saluran lubang bronkus menjadi sempit dan anak akan batuk bahkan dapat terjadi sesak napas. Serangan tersebut dapat hilang sendiri atau hilang dengan pertolongan obat.
Pada stadium permulaan serangan terlihat mukosa pucat, terdapat edema dan sekresi bertambah. Lumen bronkus menyempit akibat spasme. Terlihat kongesti pembuluh darah, infiltrasi sel eosinofil dalam secret didalam lumen saluran napas. Jika serangan sering terjadi dan lama atau menahun akan terlihat deskuamasi (mengelupas) epitel, penebalan membran hialin basal, hyperplasia serat elastin, juga hyperplasia dan hipertrofi otot bronkus. Pada serangan yang berat atau pada a
Kejadian Astma pada anak lebih berbahaya dibandingkan pada dewasa hal ini dikarenakan anatomi pernafasan pada anak lebih kecil dan pendek.

    Pada asma yang timbul akibat reaksi imunologik, reaksi antigen – antibody menyebabkan lepasnya mediator kimia yang dapat menimbulkan kelainan patologi tadi. Mediator kimia tersebut adalah:
1.    Histamin
a)    Kontraksi otot polos
b)    Dilatasi pembuluh kapiler dan kontraksi pembuluh vena, sehingga terjadi edema
c)    Bertambahnya sekresi kelenjar dimukosa bronchus, bronkhoilus, mukosaa, hidung dan mata
2.    Bradikinin
a)    Kontraksi otot polos bronchus
b)    Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
c)    Vasodepressor (penurunan tekanan darah)
d)    Bertambahnya sekresi kelenjar peluh dan ludah
3.    Prostaglandin
Bronkokonstriksi (terutama prostaglandin F)

     MANIFESTASI KLINIK
1.    Wheezing
2.    Dyspnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot- otot asesori pernapasan
3.    Pernapasan cuping hidung
4.    Batuk kering ( tidak produktif) karena secret kental dan lumen jalan napas sempit
5.    Diaphoresis
6.    Cyanosis
7.    Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan
8.    Kecemasan, labil dan penurunan tingkat kesadaran
9.    Tidak toleran terhadap aktifitas : makan, bermain, berjalan, bahkan bicara

KOMPLIKASI
Bila terjadi sering dan berlangsung lama maka akan terjadi emfisema  dan mengakibatkan perubahan bentuk toraks yaitu toraks yang membungkuk ke depan dan memanjang. Pada foto roentgen toraks terlihat diafragma letak rendah, gambaran jantung menyempit, corakan hilus kri dan kanan bertambah. Pada asma kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung dara dan tampak sulkus Harrison.
Bila sekret kental, salah satu bronkus dapat tersumbat sehingga dapat terjadi atelektasis pada lobus segmen yang sesuai. Mediastinum tertarik kearah atelektasis. Bila atelekasis berlangsung lama disebut status asmatikus. Bila tidak ditolong dapat menyebabkan kematian, kegagalan pernafasan dan kegagalan jantung.

TERAPI
Secara umum terdapat 2 jenis obat dalam penatalaksanaan asma yaitu obat pengendali (controller) dan pereda ( reliver). Obat pengendali merupakan profilaksis serangan yang diberikan tiap hari, ada atau tidak ada serangan/gejala, sedangkan obat pereda adalah yang diberikan saat serangan
sma yang menahun terdapat penyumbatan bronkus oleh mucus yang kental.

Pola Hidup Sehat

Terdapat lima cara untuk pola hidup sehat sampai tua, yaitu berolahraga secara rutin, tidak merokok, pola makan yang sehat, meminimalkan konsumsi alkohol, serta menjaga agar berat bada tetap normal. Berdasarkan lima hal tersebut olahraga menjadi faktor penentu yang paling kuat.
Hal tersebut didasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cardiff selama 34 tahun, bahwa lima pola hidup sehat tersebut mampu mengurangi berbagai resiko penyakit degeneratif seperti alzheimer, penyakit jantung, diabetes dan demensia. Penelitian yang telah dimuat dalam Daily Mail (Selasa, 10/12/2013) tersebut menyatakan bahwa dengan melakukan lima pola hidup sehat dapat mengurangi resiko demensia sebesar 60 %. Selain itu, mampu mengurangi potensi resiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke hingga 70 %.
Penelitian tersebut dilakukan melalui pemantauan terhadap 2345 pria sejak tahun 1979. Tim penelitian tersebut mencari hubungan antara penyakit-penyakit yang muncul dengan olahraga yang rutin, mengkonsumsi buah dan sayur, menjaga berat badan, mengurangi minuman beralkohol, dan tidak merokok. Hasilnya adalah pola hidup sehat tersebut ternyata memberikan manfaat besar bagi kesehaan. Dengan pola hidup sehat akan lebih jauh bermanfaat sebagai upaya pencegahan dibanding dengan pengobatan medis.
Sementara itu, untuk memerangi demensia, obat bukanlah langkah yang paling mudah. Namun dengan diet makanan sehat ala rasulullah SAW menjadi lebih sehat. Prinsip melakukan diet tersebut adalah dengan meningkatkan konsumsi buah, sayur, biji-bijian, serta mengurangi konsumsi daging. Hal yang sama pun dapat meningkatkan  kesehatan jantung, karena makanan yang baik untuk jantung, baik pula untuk otak
Banyak riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW hanya pernah 2 kali sakit sepanjang 63 tahun hidupnya. Padahal saat itu, kondisi alam jazirah Arab sangat keras, ditambah lagi dengan aktivitas dakwah beliau yang sangat tinggi, dan banyaknya peperangan fisik yang dijalani. Daya tahan fisik dan mental beliau luar biasa. Ingin tahu apa tips beliau agar tetap sehat dan bugar. Berikut adalah tips dan hikmah penjelasannya:
1.    Selektif terhadap makanan. Simak Cara Makan Rasulullah SAW. Makanan tersebut harus memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya, sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.
2.    Konsisten dan selektif pada minuman dan cara meminumnya. Simak Cara Minum Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sangat menyukai madu yang dicampur dengan air. Simak hikmah madu
3.    Makan dengan tenang, tumaninah (konsentrasi & tertib), tidak tergesa-gesa, dan dalam tempo sedang. Secara ilmiah pun hal ini sudah dibuktikan, simak hikmah makan dengan tenang
4.    Cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan. Simak hikmah tidur dibawah 8 jam
5.    Tidurlah dengan cara yang benar. Simak Cara Tidur Rasulullah SAW dan hikmah tidur berbaring miring
6.    Konsisten melakukan shaum sunnah. Beberapa shaum sunnah yang beliau anjurkan diantaranya adalah shaum Senin Kamis, ayyamul bith, shaum Daud, shaum enam hari di bulan Syawal, dsb. Secara ilmiah, shaum juga terbukti sangat bermanfaat. Simak hikmah shaum
7.    Selain tips fisik di atas, Rasulullah SAW juga sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya sholat, sehingga beliau pun memiliki keterampilan yang tinggi dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam mengelola hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Allah SWT akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun rohani

Saturday, December 13, 2014

Jobs Abroad

The fact that nursing is a truly international profession is underlined by the fact that more than 120 countries — Canada prominent among them — are represented on the International Council of Nurses.
The organization, founded in 1899, works to ensure that people worldwide have access to quality nursing care. Over the years, Canadian nurses have helped to advance global health by taking on challenging assignments in diverse areas of practice in many of these countries.
Today, if you are a Canadian nursing professional interested in working abroad, you can be assured that your skills are very much in demand. While CNA is not involved directly in finding paid or volunteer placements overseas, we are happy to provide the relevant links in this section.

Non-governmental organizations

There are several Canadian non-governmental organizations that recruit nurses to work in developing countries. This list contains organizations you may apply to for consideration as a cooperant. You may wish to contact the organizations that offer work in the fields and regions that interest you.
CNA sends volunteer Canadian nursing consultants but does not employ nurses to work on these overseas projects. For information on nursing in a specific country, including requirements for registration, you should contact the national nursing association directly.
See our international work section for more information.
Partners in Health... Nurses Working Together Make a Difference

Opportunities abroad with non-governmental organizations

Africa Inland Mission

1641 Victoria Park Avenue
Scarborough, ON M1R 1P5
Tel.: 416-751-6077
Fax: 416-751-3467
E-mail: general.can@aimint.net

Types of professionals required

Nurse educators, medical/surgical nurses, clinical nurse specialists/nurse practitioners, community health nurses, pediatric nurses, midwives, and other health personnel; health programs are integrated with other ministries that have a focus on discipleship, reaching the unreached and developing church leadership.

Length of service

Short term: 6 months to 1 year Long term: 1 year plus

Additional comments

In addition to professional qualifications and experience, a strong Protestant Christian commitment is essential as well as a willingness to work in teams under the direction of local medical staff. Some additional training may be required. Locations throughout Africa.

Anglican Church of Canada

Volunteers in Mission (Ms. Jill Cruse)
80 Hayden Street.
Toronto, ON M4Y 3G2
Tel.: 416-924-9192 (or 9199 ext. 315)
Fax: 416-969-9797
E-mail: jcruse@national.anglican.ca
Website: http://www/anglican.ca/partnerships/vim/

Types of professionals required

Various disciplines including physicians, nurses, physiotherapists, etc.

Length of service

1-2 years; there is some flexibility, but no short-term (2-3 wks) placements are available.

Voluntary/salaried

Volunteers are expected to fundraise, although orientation and re-entry programming is provided.

Additional comments

Volunteer is supported by a local Canadian Anglican parish. Volunteers are expected to assist with fundraising for travel costs, living allowance & medical insurance. Professional services are offered by volunteers in partnership with the indigenous church. Opportunities exist in several parts of the developing world.

Canadian International Development Agency (CIDA)

200 Promenade du Portage
Hull, QC K1A 0G4
Tel.: (819) 997-5006
Fax: (819) 953-6088
Website: www.acdi-cida.gc.ca/index.htm

Types of professionals required

CIDA hires a limited number of cooperants and advisers with professional and technical skills in various sectors.

Length of service

Varies

Voluntary/salaried

Salaried

Additional comments

Must be Canadian citizen or landed immigrant. Minimum 3 years of professional experience in the sector concerned.

Canadian Physicians for Aid and Relief

1425 Bloor Street West
Toronto, ON M6P 3L6
Tel.: 416-369-0865 or 1 800 263-2727
Fax: 416-369-0294
E-mail: info@cpar.ca
Website:www.cpar.ca

Types of professionals required

Physicians, nurses, field administrators

Length of service

1 to 2 years

Voluntary/salaried

Volunteer expected to fundraise for all expenses and travel.

Additional comments

Countries: Ethiopia, Malawi, and Uganda.
A background in public health is an asset.

Canadian Red Cross Society

170 Metcalfe Street, Suite 300
Ottawa, ON K1N 8E6
Tel.: (613) 740-1900
Fax: (613) 730-1911
E-mail: feedback@redcross.ca
Website: www.redcross.ca/overseaspersonnel

Types of professionals required

Core program requires specialists in community-based health, including nurses, public health managers and health promoters. In areas of conflict there are needs for health professionals with clinical skills including surgeons, anesthetists, lab technologists, medical administrators, nurses, midwives and prosthetists.

Length of service

6 -12 months

Voluntary/salaried

Salaried

Additional comments

Missions to Africa, South America, Asia, Middle East and Europe. Red Cross training required. Must be available to work on short notice. Contact your local Red Cross office for information.

Canadian Crossroads International

317 Adelaide Street West, Suite 500
Toronto, ON M5V 1P9
Tel.: 416-967-1611 ext.221
Fax: 416-967-9078
E-mail: info@cciorg.ca
Website: www.cciorg.ca

Types of professionals required

General or professional skills or student

Length of service

Average length of 4 months

Voluntary/salaried

Volunteers are expected to fundraise, although some assistance for travel and living expenses is provided.

Additional comments

Must commit volunteer time for community education. Must fundraise for expenses.
Please check the phone book for your regional office. If contacting the national office, be sure to leave your address. For more information, send a self-addressed, stamped stamped envelope.

Canadian Society for International Health (CSIH)

1 Nicholas Street, Suite 1105
Ottawa, ON K1N 7B7
Tel.: 613-241-5785
Fax: 613-241-3845
E-mail: csih@csih.org
Web site: www.csih.org

Types of professionals required

Registry is open to health and health-related professionals with experience working in developing countries or in the area of international development in the Canadian context, or with experience that is otherwise applicable.

Length of service

Variable

Voluntary/salaried

Variable

Additional comments

Registry is searched by CSIH on behalf of employers such as Canadian and non-Canadian development organizations and consulting firms, and by professionals seeking colleagues with specific experience.

YIP — International Health Youth Internship Program

E-mail: yip@csih.org
Website: www.csih.org

Types of professionals required

Internships available to unemployed or under-employed health professionals aged 19-30 for internships in health promotion, public health and information technology capacity-building.

Length of service

6-9 month internships

Voluntary/salaried

C$12,000 Canadian towards travel and living expenses

Additional comments

From Sept. 1997 to August 2003, 200 interns benefited from placements in almost 100 universities, health ministries and international health organizations worldwide.

CECI

(Centre canadien d'études et de coopération internationale)
3185, rue Rachel Est
Montreal, QC H1W 1A3
Tel.: (514) 875-9911
Fax: (514) 875-6469
E-mail: info@ceci.ca
Website: www.ceci.ca

Types of professionals required

Frequently: Community health doctors, nurses, nutritionists.
Infrequently: health services administrators, among others

Length of service

2 years

Voluntary/salaried

Mostly volunteers, but living and travel expenses covered.

Additional comments

Africa (mainly francophone countries), South America and Central America, Haiti and Asia. Volunteers must be Canadian Citizens or Permanent Residents.

Centre canadien d'études et de coopération internationale (CECI)

3185, rue Rachel Est
Montreal, QC H1W 1A3
Tel.: 514-875-9911
Fax: 514-875-6469
E-mail: info@ceci.ca
Website: www.cause.ca

Types of professionals required

Frequently: community health doctors, nurses, nutritionists
Infrequently: health services administrators, among others

Length of service

Minimum 6 months to 1 year

Voluntary/salaried

Both. Most volunteers are expected to cover costs of transportation and food.

Additional comments

Africa (mainly francophone countries), South America and Central America, Haiti and Asia. Volunteers must be Canadian citizens or permanent residents.

CAUSE Canada

(Christian Assistance for Underdeveloped Societies Everywhere)
P.O. Box 8100
Canmore, AB T1W 2T8
Tel.: 403-678-3332
Fax: 403-678-8869
E-mail: info@cause.ca
Website: www.cause.ca

Types of professionals required

Doctors, nurses, occupational therapists, physiotherapists, psychological counselors and psychologists

Length of service

Minimum 6 months to 1 year

Voluntary/salaried

Both. Most volunteers are expected to cover costs of transportation and food.

Additional comments

Cause Canada is a Christian-motivated international relief and development organization specializing in primary health care, potable water and sanitation, reforestation, micro-enterprises and gender-specific development initiatives. Fluency in French or Spanish is highly recommended.

Hope International Development Agency

214 Sixth Street
New Westminster, B.C. V3L 2A1
Tel.: (604) 525-5481
Fax: (604) 525-3471
E-mail: hope@hope-international.com
Website: www.hope-international.com/

Types of professionals required

Doctors, nurses, administrators, medical technicians, engineers, water technicians, agricultural and horticultural specialists

Length of service

Several weeks to 2 years

Voluntary/salaried

Voluntary. Some assistance for travel and living may be provided

Additional comments

Countries: South East Asia, South Asia, Sub-Saharan Africa, Central America

SIM Canada

Selection & Training Department
10 Huntingdale Blvd.
Scarborough, ON M1W 2S5
Tel.: 416-497-2424
Fax: 416-497-2444
E-mail: info@sim.ca
Website: www.sim.ca

Types of professionals required

Doctors, nurses, midwives, dieticians, hospital administrators, dentists, medical technologists, physiotherapists and occupational therapists, ophthalmologists, pharmacists, community health care workers

Length of service

3 months to career service

Voluntary/salaried

Volunteers must self-finance (solicit individual or private sponsorship).

Additional comments

Countries: Angola, Bangladesh, Benin, Burkina Faso, Chile, Ecuador, Ethiopia, Ghana, Niger, Nigeria, Pakistan, Peru, South Africa, South Asia, Zambia and Zimbabwe. An international interdenominational evangelical mission organization. Volunteers are required to meet the qualifications of the mission.

Emmanuel International Mission

P.O. Box 4050
Stouffville, ON L4A 8B6
Tel.: 905-640-2111
Fax: 905-640-2186
E-mail: info@e-i.org
Website: www.e-i.org

Types of professionals required

Nurses, nutritionists

Length of service

Minimum 1 year + 3 months cross-cultural training

Voluntary/salaried

Support raising required

Additional comments

An interdenominational evangelical relief, rehabilitation, leadership training and community development organization. Countries: Brazil, Haiti, Uganda, Malawi, Tanzania, Sudan, Philippines. Seeking mature, ministering Christians committed to EI’s cross-cultural doctrinal statement and mandate.

Evangelical Lutheran Church in Canada

Mission in the World Program Coordinator
302 - 393 Portage Avenue
Winnipeg, MB R3B 3H6
Tel.: 204-984-9164
Fax: 204-984-9185
E-mail: kkrieger@elcic.ca
Website: http://www.cmds-emas.ca

Types of professionals required

Physicians, nurses, pharmacists, administrators

Length of service

6 months to 2 years. Some long-term postings are available.

Voluntary/salaried

Volunteer. Support groups raise funds for travel and accommodations. Some salaried positions are available.

Additional comments

Participants are expected to be active in the church life of the hosting country.

Evangelical Medical Aid Society (EMAS)

30 - 5155 Spectrum Way
Mississauga, ON L4W 5A1
Tel.: 905-625-4457
Fax: 905-625-1812
E-mail: main@cmds-emas.ca
Website: www.cmds-emas.ca

Types of professionals required

All medical professionals (registered nurses, nurse practitioners, physicians, occupational therapists, physiotherapists, dentists, dental hygienists, dental assistants)

Length of service

Generally, 2 weeks

Additional comments

EMAS is a Christian, interdenominational charitable non-governmental organization.

VSO Canada (Voluntary Services Overseas)

151 Slater Street, Suite 806
Ottawa, ON K1P 5H3
Tel.: 613-234-1364
Fax: 613-234-1444
E-mail: inquiry@vsocan.org
Website: www.vsocan.org

Types of professionals required

Midwives, nurses, psychiatric nurses, registered nurses for those with mental handicaps, occupational therapists, speech therapists, physiotherapists, pharmacists, doctors, dentists, nutritionists, health educators

Length of service

Most placements are for 2 years. Some shorter-term placements are available where there is a particularly high need.

Voluntary/salaried

Modest living allowance, travel, accommodation, medical insurance, training, grants.

Additional comments

VSO aims to support disadvantaged people in fulfilling their rights to physical, mental and social health, and improving their access to health services. Working at the community level, volunteers concentrate on the promotion of health and rehabilitation through basic education and preventative work. VSO meets requests for a range of skill areas, including assessment, prevention, education, outreach and primary and secondary care. VSO receives a growing number of requests for health workers with experience in HIV/AIDS prevention and care. 35 countries in Asia and Africa.

Médecins sans Frontières/ Doctors Without Borders

720 Spadina Avenue, Suite 402
Toronto, ON M5S 2T9
Tel.: 416-964-0619 / 1-800-982-7903
Fax: 416-963-8707
E-mail: msfcan@msf.ca
Website: www.msf.ca

Types of professionals required

MSF is looking for nurses, physicians, midwives and occasionally nutritionists and epidemiologists.

Length of service

2 years

Voluntary/salaried

Contact MSF directly. All expenses are paid and field workers are provided with a living allowance and small salary.

Additional comments

Nurses work in a variety of contexts, and the work is often more organizational and managerial than clinical.
BScN or RN diploma and 2 years’ practical nursing experience. Travel or work experience in a developing country or remote northern Canada is required.

Volunteer International Christian Service (VICS)

3 - 843 Youville Drive West
Edmonton, AB T6L 6X8
Tel.: 708-485-5505
Fax: 780-485-5510
E-mail: vics1@telusplanet.net
Website: www.volunteerinternational.ca

Types of professionals required

Public health nurses, doctors, dentists and physiotherapists

Length of service

2 years

Voluntary/salaried

Strictly voluntary with travel expenses and a living allowance provided.

Additional comments

Nepal and countries in Africa, Central and South Pacific, and Central and South America. Over 21 years of age. Public health background. 18 months’ work experience since graduation an asset.

World Vision Canada

Overseas Staffing
1 World Drive
Mississauga, ON L5T 2Y4
Tel.: 905-565-6200 / 1-800-387-7722
Fax: 905-696-2161
E-mail: volunteer@worldvision.ca (volunteers)
E-mail: lyn_bishop@worldvision.ca (for expatriates)
Website: www.worldvision.ca

Types of professionals required

Doctors, nurses

Length of service

1 year minimum with the expectation of a longer commitment. Volunteer terms vary from 1 month to 6 weeks.

Voluntary/salaried

Travel expenses and remuneration. Volunteers pay for their own travel costs.

Additional comments

Overseas experience and Christian commitment required. There are projects all over the world.

World University Service of Canada (WUSC)

1404 Scott Street
Ottawa, ON K1Y 4M8
Tel.: 613-798-7477
Fax: 613-798-0990
E-mail : recruit@wusc.ca
Website: www.wusc.ca

Types of professionals required

Doctors, nurses, nurse trainers

Length of service

2 years

Voluntary/salaried

Both voluntary and salaried positions are available. Salary depends on program.

Additional comments

Public health background and work experience an asset.

source : http://www.cna-aiic.ca/en/jobvolunteer-opportunities/jobs-abroad

KEHAMILAN RESIKO TINGGI



Apakah yang dimaksud Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi
Yaitu Ibu Hamil yang mengalami risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal.

Siapakah yang termasuk Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi

Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
Bentuk panggul Ibu yang tidak normal
Badan Ibu kurus pucat
Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Jumlah anak lebih dari 4 orang.
Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.
Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.
Sering terjadi keguguran sebelumnya.
Kepala pusing hebat.
Kaki bengkak.
Perdarahan pada waktu hamil.
Keluar air ketuban pada waktu hamil.
Batuk-batuk lama.

Bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan akibat Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi

Bayi lahir belum cukup bulan.
Bayi leahir dengan berat lahir rendah (BBLR).
Keguguran (abortus).
Persalinan tidak lancar/macet.
Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
Janin mati dalam kandungan
Ibu hamil/bersalin meninggal dunia
Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

Apakah Kehamilan Risiko Tinggi dapat dicegah
Kehamilan Risiko Tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikannya.

Bagaimana Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi dapat dilakukan

Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesma, rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan
Dengan mendapatkan imunisasi TT 2 x
Bila ditemukan kelainan Risiko Tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif
Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna

Apa yang dapat dilakukan seorang Ibu untuk menghindari Kehamilan Risiko Tinggi

mengenal tanda-tanda Kehamilan Risiko Tinggi
Segera ke Posyandu, Puskesma atau Rumah sakit terdekat bila ditemukan tanda-tanda Kehamilan Risiko Tinggi