Thursday, December 17, 2009

Asuhan keperawatan pada kebutuhan rasa nyaman : stabilitas suhu tubuh

SUHU TUBUH :
Adalah keseimbangan antara panas yang diproduksi tubuh dengan panas yang hilang dari tubuh

ADA 2 JENIS SUHU TUBUH :
a. Suhu inti : suhu jaringan tubuh bagian dalam, misal cranium, thorax, rongga perut, rongga pelvis
b. Suhu Permukaan : suhu pada kulit, jaringan sub kutan, meningkat atau menurun sesuai dengan suhu lingkungan.
PRODUKSI PANAS
1. Basal Metabolisme rate
2. Aktivitas otot
3. Menggigil
4. Hormon thyroid : Thyroxine dan thriodothyronine berefek meningkatkan BMR dengan menaikan pemecahan glukosa dan lemak
5. Stimulasi sistem saraf sympathic oleh zat kimia, nor epinephrin dan epinephrin
6. demam

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH
1. Umur
Neonatus : suhu antara 35,5 C – 37,5 C
Orang tua temperaturnya lebih rendah dari orang dewasa
2. Latihan
3. Hormon
4. Stress, dapat meningkatkan suhu tubuh
5. lingkungan
6. makanan / minuman
7. waktu
8. penyakit

KEHILANGAN PANAS
1. Radiasi (60 %) : pemindahan panas dari permukaan suatu objek ke permukaan lain tanpa ada kontak (melalui gelombang elektromagnetik)
2. Konveksi (2 %) : Adalah penyebaran panas karena pergeseran antara daerah – daerah yang kepadatannya tidak sama ( melalui hantaran udara)
misalnya : tubuh pada udara yang dingin atau panas hilang karena di ruang ber-AC , atau memakai kipas angin.
3. Evaporasi ( 25 % ) : penguapan
4. Konduksi (3 %) : adalah pemindahan panas kepada objek lain dengan kontak langsung tanpa gerakan yang jelas.
Misal : berbaring dilantai yang dingin, kompres dingin.

PERUBAHAN – PERUBAHAN SUHU TUBUH
1. Hyperpirexia : suhu tubuh naik, demam tinggi biasanya diatas 41C
2. Febris intermitten : demam selang – seling
3. Febris remitten : demam turun naik
4. febris continua : demam terus – menerus
5. hypothermia : cuhu tubuh turun ( dibawah normal), kematian terjadi jika suhu dibawah 34 C.
PENGATURAN SUHU TUBUH
Diatur oleh :
1. Mekanisme Fisiologis
Neural kontrol, lokasi di hypothalamus (diantara hemisphere otak) area pre optik disebut thermostat
Hypothalamus anterior untuk mengontrol kehilangan panas
Hypothalamus posterior mengontrol konservasi panas
Mekanisme kehilangan panas :
a. Berkeringat
b. Dilatasi pembuluh darah
c. Menghambat produksi panas
Bila hipothalamus merasakan temperatur tubuh menurun signal menyuruh untuk meningkatkan produksi panas dan konservasi yaitu dengan :
a. vasokontriksi
b. otot menggigil
c. bulu roma berdiri
Lesi atau trauma pada hipothalamus / spinal cord dapat menyebabkan perubahan serius
2. Mekanisme tingkah laku
Dingin  memakai baju tebal
Panas  mandi, kipas – kipas, pakai baju tipis dll.

TEMPAT – TEMPAT PENGUKURAN SUHU TUBUH

1. Oral ( 37  C)
Keuntungannya :
Mudah diambil dan di dapat
Kerugiannya :
a. Termometernya mudah pecah jika tergigit
b. Tidak boleh diberikan pada bayi atau anak di bawah umur 6 tahun
c. Klien yang bingung
d. Klien yang kejang
e. Tidak akurat jika klien sehabis makan / minum yang dingin atau panas
f. Kontra indikasi untuk yang bedah hidung atau bedah mulut.

2. Rectal (37, 5  C)
Keuntungannya :
Pengukurannya lebih dapat dipercaya
Kerugiannya :
a. Tidak menyenangkan klien
b. Akan melukai bila pada klien dengan bedah rectal
c. Kontra indikasi untuk klien dengan infark myocard  merangsang nervus vagus  denyut jantung turun
d. Feces akan mempengaruhi peletakan termometer

3. Axilla (36,7  C)
Keuntungan :
a. paling aman dan non invasif
b. pengukurannya lebih lama untuk mendapatkan hasil yang akurat


SUHU TUBUH NORMAL SESUAI TINGKAT USIA
 New born : 36.1 C – 37.7  C
 2 – 5 tahun : 37,2  C
 1 tahun : 37,7  C
 6 thn – dewasa : 37  C
 Usia lanjut : 36  C

PERUBAHAN SUHU TUBUH : HYPERTHERMIA

1. Fase Onset ( serangan)
a. DN meningkat
b. RR cepat dan dalam
c. Menggigil  terjadi ketegangan otot – otot skeletal dan terjadi kontraksi
d. Pucat, kulit terasa dingin karena terjadi vasokontriksi
e. Kuku cyanosis  vasokontriksi
f. Mengeluh merasa dingin
g. Bulu roma berdiri
h. Pengkentian keringat
i. Meningkatnya suhu tubuh

2. Fase Course ( demam)
a. Kulit terasa hangat
b. Perasaan kadang dingin kadang hangat
a. DN dan RR meningkat
b. Rasa haus meningkat
c. Dehidrasi ringan atau berat
d. Ada perasaan mengantuk, gelisah atau delirium atau kejang karena ada iritasi pada sel – sel saraf
e. Lesi pada mulut
f. Hilang nafsu makan
g. Lemah, sakit pada otot – otot karena katabolisme protein.

3. Fase Defervescence (pemulihan)
a. Kulit terlihat kemerahan dan terasa hangat
b. Berkeringat
c. Rasa menggigil mulai surut
d. Kemungkinan dehidrasi

PERUBAHAN SUHU TUBUH : HYPOTHERMIA

a. Temperatur dibawah normal (< 36 C )
b. Mengantuk  coma
c. Penyebabnya :
• Kehilangan panas yang berlebihan
• Tidak adekuatnya produksi panas untuk mengganti kehilangan panas
• Gangguan termoregulasi di hipothalamus

Tanda klinis hypothermia
• Penurunan suhu tubuh
• Menggigil berat
• Perasaan sangat dingin
• Pucat, dingin
• Hipotensi
• Penurunan urin output
• Koordinasi otot kurang
• Disorientasi
• Mengantuk  secara cepat bisa koma

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan suhu tubuh s.d :
 Penyakit atau trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu
 Obat – obat yang menyebabkan vasokontriksi, vasodilatasi, yang merubah status metabolisme atau penenang
 Tidak aktif atau aktivitas yang berlebihan

2. Perubahan suhu tubuh : Hypertermia b.d :
 Terpapar atau berlebihan dengan udara panas
 meningkatnya metabolisme rate akibat infeksi
 dehidrasi

3. Perubahan suhu tubuh : Hypothermia d.b ;
 Terpapar berlebihan dengan udara dingin
 Kelemahan karena penyakit atau trauma

4. Tidak efektifnya thermoregulasi b.d
 Penurunan BMR karena ketuaan
 trauma atau penyakit

5. Gangguan rasa nyaman : panas badan b.d peningkatan suhu tubuh

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DEMAM
1. Monitor TTV
2. Kaji warna kulit dan suhu
3. Monitor jumlah leukosit, Hematokrit dan nilai lab. Lainnya
4. Pindahkan selimut yang berlebihan jika klien kepanasan, atau tambah selimut jika klien kedinginan
5. Berikan makanan dan cairan yang cukup ( 2500 – 3000 ml / hari ) untuk mencegah dehidrasi
6. ukur intake dan output
7. Berikan cairan intravena
8. Kurangi aktivitas fisik untuk membatasi produksi panas
9. Berikan antipiretik sesuai order
10. Berikan oral hygiene untuk menjaga kelembaban mulut
11. lap badan klien untuk meningkatkan kehilangan panas melalui konduksi
12. Berikan baju yang kering dan tipis
13. Gunakan kipas angin

0 komentar:

Post a Comment